2/12/2019 0 Comments BUKU PAI PT DJAELANIMasalah budaya baca (reading habit) selalu menjadi problem setiap Negara. Sebab jika diprosentase, mereka yang suka membaca dengan yang tidak perbedaannya sangat tajam. Artinya, yang suka membaca jumlahnya sedikit, sementara yang tidak suka membaca jauh lebih banyak. Masalah ini akan sangat terasa lagi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Budaya baca akan sangat berkaitan erat dengan kemajuan bidang pendidikannya, semakin maju pendidikan di suatu Negara akan menjunjukkan semakin baik tingkat budaya bacanya. ![]() Memang diakui, membaca sebuah buku tidak selalu segera diapatkan keuntungannya. Membaca buku adalah investasi masa depan yang jelas membutuhkan rentang waktu lama untuk mendapatkan keuntungannya. Seseorang tentu akan mundur ketika disodori buku-buku tentan gender sementara dia ssendiri tak berminat untuk mempelajarinnya. Tetapi, seorang pembaca buku yang setia dia akan berusaha untuk membaca apa saja. Sebab baginya, suatu saat nanti yang dibacanya akan berguna. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Buku Guru •. Disusun dengan huruf Calibri, 12 pt. ISBN 978-602-282-805-1 (Jilid 4) Pii i i iii Kata Pengantar Semata-mata (Innama) misi pengutusan Nabi adalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak. Orang dalam kelompok ini ibarat menanam pohon yang baru bisa dipetik di masa datang dan bukan saat ia menanamnya. Namun, ada juga keuntungan yang bisa cepat didapatkan dari membaca, salah satunya yaitu, membaca untuk meresensi buku. Artinya, seseorang membaca sebuah buku harus mempunyai tujuan untuk meresensinya. Inilah yang membedakan pembaca pada umumnya dengan mereka yang membaca untuk meresensi buku. Ada orang yang membaca untuk mencukupi kebutuhan ruhani pikirannya, tetapi ada pula yang membaca untuk tujuan meresensi. Jika orang memilih yang kedua, maka ia tidak saja mendapatkan banyak informasi yang akan berguna di masa yang akan datang, tetapi ia juga akan mendapatkan keuntungan cepat dari resensi yang dikirmkannya ke media massa. Dengan demikian, asumsi bahwa membaca hanya untuk kepentingan masa depan juga tak seluruhnya benar. Membaca untuk meresensi khususnya juga mempunyai keuntungan langsung. Resensi dilakukan bukan hanya pada buku saja, tetapi juga pada hasil karya-karya lainnya seperti karya seni. Secara leksikal resensi artinya pertimbangan atau pembicaran tentang buku. Sehubungan sebuah pertimbangan maka resensi sifatnya hampir sama dengan kritik sastra. Oleh karena itu, dalam resensi harus ada vonis tentang baik buruknya sebuah buku atau hasil karya. Buku itu baik dibaca oleh siapa, kalangan mana atau tidak baik dibaca oleh siapa dan kalangan mana. Agar bisa mengadakan pertimbangan pertimbangan dan memberikan keputusan secara objektif, pembuat resensi harus memerhatikan factor-faktornya. Pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya. Kedua, penulis resensi harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu ( keraf, 1997:274 ). Ada pepatah yang sangat masyhur kita kenal “Malu bertanya sesat di jalan” artinya jika kita memang belum tahu tentang sesuatu jangan malu untuk bertanya. Untuk menulis resensi kita akan membutuhkan banyak informasi tentang bagaimana penyusunan referensi yang baik, tema apa yang bagus, bagaimana cara mengirim, dan lain-lain. Berbagai pertanyaan ini jangan dibiarkan, semua akan terjawab jika kita mau bertanya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |